Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Cara kerja MAL yaitu dengan penundaan atau penekanan ovulasi. MAL dapat digunakan sebagai metode kontrasepsi dengan syarat :
Metode Amenorea Laktasi mempunyai berbagai macam keuntungan, antara lain :
A. Keuntungan Bagi Ibu :
Metode Amenorea Laktasi mempunya berbagai macam keterbatasan, antara lain :
Ibu yang dapat menggunakan MAL yaitu Ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan, dan belum mendapatkan haid yang pertama setelah masa nifas.
Ibu yang tidak dapat menggunakan MAL yaitu :
Hal yang harus dimengerti oleh ibu saat menggunakan MAL sebagai kontrasepsi, antara lain :
Menurut catatan dari konsensus Bellagio (1988), untuk mencapai keefektifan 98% dengan MAL yaitu dengan cara :
- Ibu belum medapatkan haid kembali pasca persalinan.
- Umur bayi kurang dari 6 bulan.
- Ibu menyusui bayi secara penuh (full breast feeding). Ibu hanya memberikan ASI saja tanpa pemberian susu formula (ASI eksklusif).
Metode Amenorea Laktasi mempunyai berbagai macam keuntungan, antara lain :
A. Keuntungan Bagi Ibu :
- Mengurangi perdarahan pasca persalinan.
- Mengurangi risiko terjadinya anemia.
- Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.
- Mendapatkan antibodi perlindungan melalui ASI (kekebalan pasif).
- Merupakan sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.
- Tidak terkontaminasi oleh air, susu formula, maupun peralatan minum yang tidak higienis.
- Efektivitas metode kontrasepsi ini lumayan tinggi (keberhasilan mencapai 98% pada 6 bulan pasca persalinan).
- Tidak mengganggu senggama.
- Tidak ada efek samping secara sitemik.
- Tidak memerlukan pengawasan secara medis.
- Tidak perlu minum obat atau menggunakan alat.
- Tanpa biaya.
Metode Amenorea Laktasi mempunya berbagai macam keterbatasan, antara lain :
- Memerlukan persiapan sejak perawatan kehamilan, agar segera menyusui dalam waktu 30 menit pasca persalinan.
- Terkadang sulit dilaksanakan karena kondisi sosial. Misalnya : banyak terjadi di masyarakat yang melarang pemberian ASI sedini mungkin, karena ASI yang keluar pertama kali terlihat berwarna coklat kekuningan (kolostrum).
- Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid yang pertama pasca persalinan atau sampai bayi berusia 6 bulan.
- Tidak melindungi terhadap IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV (Virus Hepatitis B), maupun HIV/AIDS.
Ibu yang dapat menggunakan MAL yaitu Ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan, dan belum mendapatkan haid yang pertama setelah masa nifas.
Ibu yang tidak dapat menggunakan MAL yaitu :
- Ibu yang sudah mendapat haid pasca persalinan.
- Tidak menyusui bayinya secara eksklusif.
- Bayi berumur lebih dari 6 bulan.
- Ibu bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.
Hal yang harus dimengerti oleh ibu saat menggunakan MAL sebagai kontrasepsi, antara lain :
- Ibu harus sering memberikan ASI kepada bayinya. Bayi disusui secara on demand (menurut kebutuhan bayi). Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan hisapannya.
- Tetap menyusui bayi meski pada waktu malam hari, karena menyusui pada waktu malam dapat membantu mempertahankan kecukupan persediaan ASI.
- Tetap menyusui bayi meski ibu atau bayi dalam keadaan sakit.
- ASI dapat disimpan di lemari pendingin.
- Bayi tidak membutuhkan makanan pendamping ASI sampai dengan umur 6 bulan. Jadi bayi hanya membutuhkan ASI saja.
- Jika ibu menggantikan ASI dengan minuman atau makanan lain, maka bayi akan menghisap kurang sering, dan akibatnya menyusui tidak lagi efektif sebagai metode kontrasepsi.
- Apabila ibu mulai mendapat haid lagi, hal ini merupakan tanda kembalinya kesuburan, sehingga ibu harus segera menggunakan metode kontrasepsi yang lain.
Menurut catatan dari konsensus Bellagio (1988), untuk mencapai keefektifan 98% dengan MAL yaitu dengan cara :
- Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (hanya sesekali diberi 1-2 teguk air/minuman pada acara adat/keagamaan).
- Perdarahan sebelum 56 hari pasca persalinan dapat diabaikan (belum dianggap haid).
- Bayi menghisap secara langsung dari payudara.
- Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir.
- Kolostrum diberikan kepada bayi.
- Pola menyusui on demand dan dari kedua payudara.
- Sering menyusui selama 24 jam termasuk pada waktu malam hari.
- Hindari jarak menyusu lebih dari 4 jam.